LAPORAN
PRAKTIKUM VERTEBRATA
SPESIMEN
HEWAN AWETAN BASAH IKAN GURAME (Osphronemus gourami sp)
OLEH
KELOMPOK 1 DAN 3
BIOLOGI 3 A
Aulia Risqi
Rohmatin : 201110070311006
Nur Lailatul
Fitri : 201110070311011
Emilda Novianti : 201110070311012
Endriyansyah : 201110070311016
Yuliana Putri
Susanti : 201110070311022
Amrina Rosadah : 201110070311031
Kurnia Sya’ban
Pattimoa : 201110070311035
Ahmad Najmul
Abidin : 201110070311036
Regina
Septiningsih : 201110070311041
Edi Purnomo : 201110070311043
LABORATURIUM BIOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2012
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................. i
DAFTAR ISI
............................................................................................... ii
BAB I Pendahuluan............................................................................. 1
1.1
Latar
Belakang................................................................................. 1
1.2
Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3
Tujuan ............................................................................................ 2
1.4
Manfaat ......................................................................................... 2
BAB II Tinjauan Pustaka........................................................................... 3
2.1
Deskripsi Umum Kelas Pisces........................................................ 3
2.2 Sistematika Hewan...................................................................... 4
2.3 Struktur Morfologi dan Anatomi................................................. 4
2.4 Teknik Awetan Basah.................................................................. 5
2.5 Peranan Hewan Kelas Pisces Bagi Kehidupan............................. 6
BAB III Metode Penelitian........................................................................ 7
3.1
Alat dan
Bahan.............................................................................. 7
3.2
Cara Kerja...................................................................................... 7
BAB IV Hasil dan Pembahasan............................................................ 10
4.1
Data Pengamatan........................................................................ 10
4.2
Pembahasan................................................................................ 12
BAB IV Penutup..................................................................................... 13
Daftar Pustaka....................................................................................... 14
Lampiran................................................................................................ 15
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
lah laporan mengenai pengawetan basah dan kering pada specimen ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Dengan selesainya laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak
yang telah banyak berperan khususnya kepada Instruktur dan Asisten Laboratorium
Biologi UMM yang telah membimbing serta memberikan ilmu pengetahuan mengenai
segala hal yang berkaitan dengan teknik awetan sehingga pada akhirnya laporan
ini dapat menjadi salah satu bahan pengetahuan baru bagi kami.
Dalam penulisannya penulis menyadari bahwa laporan ini tentunya masih
memiliki banyak kekurangan. Maka dalam kesempatan ini juga penulis memohon maaf
atas segala keterbatasan yang terdapat dalam laporan.
Namun besar harapan penulis yaitu semoga laporan ini mampu memotivasi
penulis maupun pembaca untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan baru untuk
saat dan nanti.
Malang, 15 Desember 2012
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas Pisces merupakan
hewan berdarah dingin , bernafas dengan insang, tubuh ditutupi oleh sisik dan
bergerak menggunakan sirip. Hidup di air tawar dan air asin (laut). Berdasarkan
tulang penyusun, kelas ini dibedakan atas ikan bertulang sejati (Osteichtyes)
dan ikan yang bertulang rawan (Chondrichetyes).Kalau dilihat dari jumlah
spesiesnya yang dikatakan terbanyak dari vertebrata. Penyebaran ikan boleh
dikatakan hamper diseluruh permukaan bumi ditemukan di air tawar maupun air
asin (Hayati, 2011).
Pada sistematika atau taksonomi ada
3 pekerjaan yang biasa dilakukan, yaitu identifikasi, klasifikasi, dan
pengamatan evolusi. Identifikasi merupakan pengenalan
dan deskripsi yang teliti dan tepat terhadap suatu jenis/spesies yang
selanjutnya diberi nama ilmiahnya sehingga diakui oleh para ahli diseluruh
dunia. Klasifikasi adalah suatu kegiatan pembentukan kelompok-kelompok makhluk
hidup dengan cara memberi keseragaman ciri/sifat di dalam keanekaragaman ciri
yang ada pada makhluk hidup tersebut (Riki, 2010).
Pembuatan
awetan spesimen diperlukan untuk tujuan pengamatan spesimen secara praktis
tanpa harus mencari bahan segar yang baru. Terutama untuk spesimen-spesimen
yang sulit ditemukan di alam. Awetan spesimen dapat berupa awetan basah atau
kering. Untuk awetan kering, tanaman diawetkan dalam bentuk herbarium,
sedangkan untuk mengawetkan hewan dengan sebelumnya mengeluarkan organ-organ dalamnya. Awetan basah, baik
untuk hewan maupun tumbuhan biasanya dibuat dengan merendam seluruh spesimen
dalam larutan formalin 4%.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apakah yang dimaksud dengan kelas Pisces?
2.
Apakah Sistematika dari Ikan Gurami (Osphronemus gourami sp)?
3.
Bagaimana struktur morfologi dan anatomi (Osphronemus gourami sp)?
4.
Apakah pengertian Teknik Awetan Basah?
5.
Bagaimana langkah-langkah dalam teknik awetan basah?
6.
Apa saja peranan Kelas Pisces dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari kelas Pisces.
2.
Untuk mengetahui Sistematika dari Ikan Gurami (Osphronemus gourami sp).
3.
Untuk mengetahui struktur morfologi dan anatomi Osphronemus gourami sp.
4.
Untuk mengetahui pengertian Teknik Awetan Basah.
5.
Untuk mengetahui langkah-langkah dalam teknik awetan basah.
6.
Untuk mengetahui peranan Kelas Pisces dalam kehidupan.
1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan harapan
dapat memberikan manfaat berupa informasi bagi pembaca tentang Kelas pisces, Ikan Gurami, dan Teknik
Awetan Basah.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Deskripsi Umum Kelas Pisces
Pisces atau ikan
adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) hidup di air
dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling
beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara
taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya
masih diperdebatkan; biasanya ikan dibagi menjadi ikan tanpa rahang (kelas
Agnatha, 75 spesies termasuk lamprey dan ikan hag), ikan bertulang rawan (kelas
Chondrichthyes, 800 spesies termasuk hiu dan pari), dan sisanya tergolong ikan bertulang keras (kelas Osteichthyes)
(Rio, 2005).
Ikan memiliki bermacam
ukuran, mulai dari paus hiu yang berukuran 14 meter (45 ft) hingga stout
infantfish yang hanya berukuran 7 mm (kira-kira 1/4 inci). Ada beberapa hewan
air yang sering dianggap sebagai "ikan", seperti ikan paus, ikan cumi
dan ikan duyung, yang sebenarnya tidak tergolong sebagai ikan
(Anoymous, 2012).
Ikan dapat ditemukan di
hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau
maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa
ribu meter di bawah permukaan. Namun, danau yang terlalu asin seperti Great
Salt Lake tidak bisa menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan dibudidayakan
untuk dipelihara untuk dipamerkan dalam akuarium (Anonymous,
2011).
Ikan adalah sumber
makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska dan krustasea kadang
dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber makanan. Menangkap
ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga sering disebut sebagai memancing.
Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya berjumlah sekitar 100 jutaton
(Budiyanto, 2003).
Ciri utama Pisces sebagai berikut:
1. Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.
2. Bernapas dengan insang (operculum) dan dibantu oleh kulit.
3. Tubuh terdiri atas Kepala.
4. Rangka tersusun atas tulang sejati.
5. Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik.
6. Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang.
1. Hewan berdarah dingin yang hidup di dalam air.
2. Bernapas dengan insang (operculum) dan dibantu oleh kulit.
3. Tubuh terdiri atas Kepala.
4. Rangka tersusun atas tulang sejati.
5. Jantung terdiri atas satu serambi dan satu bilik.
6. Tubuh ditutupi oleh sisik dan memiliki gurat sisi untuk menentukan arah dan posisi berenang.
2.2 Sistematika Ikan Gurami (Osphronemus gourami sp)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Famili : Osphronemidae
Genus : Osphronemus
Spesies : Osphronemus gourami sp
2.3 Struktur Morfologi dan Anatomi Ikan Gurami (Osphronemus gourami sp)
Secara
morfologi, ikan gurami memiliki garis lateral tunggal, lengkap dan tidak
terputus, bersisik stenoid serta memiliki gigi pada rahang bawah.
Sirip ekor membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang
panjang yang berfungsi sebagai alat peraba. gurame mempunyai bentuk badan agak
panjang, pipih dan tertutup sisik yang berukuran besar serta terlihat kasar dan
kuat. Punggungnya tinggi dan gurame jantan yang sudah tua terdapat tonjolan
seperti cula. Mulutnya kecil dengan bibir bawah menonjol sedikit dibandingkan
bibir atas. Pada jantan bibir bawah relatif tebal (Anonymous, 2009).
Gurame memiliki lima buah sirip, yaitu sirip
punggung, sirip dada, sirip perut, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip punggung
tidak begitu panjang, atau pendek dan berada hampir di bagian belakang tubuh.
Sirip dada kecil berada di belakang tutup insang. Sirip perut juga kecil berada
di bawah sirip dada. Sirip ekor berada dibelakang tubuh dengan bentuk bulat.
Sedangkan sirip dubur panjang, mulai dari belakang sirip perut hingga pankgal
bawah sirip ekor (Anonymous, 2010)
Ujung sirip punggung
dan sirip dubur dapat mencapai pangkal ekor, ujung pangkal ekor berbentuk
bususr. Pada dasar sirip dada gurame betina terdapat tanda berupa bundaran
hitam. Bagian kepala gurame muda berbentuk lancip dan akan menjadi tumpul bila
sudah besar. Pada badan gurame muda terdapat garis tegak atau vertikal berwarna
hitam berjumlah 7 – 10 buah dan garis-garis tegak ini akan hilang setelah
dewasa.
Badan gurame muda pada
umumnya berwarna biru kehitaman dan bagian perut berwarna putih atau
kekuningan. Warna tersebut akan berubah menjelang dewasa, yakni pada bagian
punggung berwarna kecoklatan dan pada bagian perut berwarna keperakan atau
kekuningan. Pada gurame muda terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah 7 –
9 buah, dan garis itu akan menghilang setelah dewasa.
Di alam, gurami hidup
di sungai-sungai, rawa dan kolam, termasuk pula di air payau; namun paling
menyukai kolam-kolam dangkal dengan banyak tumbuhan. Sesekali ikan ini muncul
ke permukaan untuk bernapas langsung dari udara.
Gurami termasuk jenis
ikan herbivora, yaitu jenis ikan pemakan tumbuh-tumbuhan. Sifat ini
terlihat dari anatominya, terutama ususnya yang cukup panjang. Enzim yang
dikeluarkan melalui kelenjar-kelenjar dalam ususnya mempunyai fungsi sebagai
pencerna unsur-unsur makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
2.4 Teknik Awetan Basah
2.4.1
Pengertian Teknik Awetan Basah
Teknik awetan basah merupakan salah satu
teknik yang digunakan dalam pengawetan hewan-hewan dari kelas vertebrata
khusunya yang mempunyai ukuran cukup besar. Teknik ini dapat juga digunakan
untuk tumbuhan tingkat tinggi.
2.4.2
Langkah-langkah Teknik Awetan Basah
1. Menyiapkan hewan yang akan diawetkan.
2. Menyediakan formalin yang telah
diencerkan sesuai dengan keinginan.
3. Memasukkan hewan pada larutan
formalin yang telah ada dalam stoples kaca dan telah diencerkan dimana sebelum memasukkan
hewan ke dalam stoples, kaca terlebih
dahulu udang dibersihkan dari kotoran atau lumpur dengan menggunakan aquades.
4. Menutup rapat stoples kaca dan kemudian diberi label yang berisi nama
spesimen tersebut dan familinya.
2.4.3
Manfaat Teknik Awetan
Teknik awetan basah pada hewan vertebrata
ini bermanfaat sebagai salah satu media pembelajaran dalam ilmu biologi. Dengan
adanya teknik awetan basah ini, maka peserta didik akan lebih mudah memahami
struktur anatomi dari hewan yang diawetkan tanpa harus membuang waktu untuk
proses pembedahannya.
2.5 Peranan Hewan Kelas Pisces Bagi Kehidupan
Secara
umum, banyak jenis ikan yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan
pangan. Selain itu dapat pula dimanfaatkan untuk bahan penelitian, kesenangan
dan rekreasi. Sebagai bahan pangan ikan merupakan salah satu sumber protein
hewani. Di bidang yang lain, memancing ikan merupakan salah satu jenis olahraga
(rekreasi) yang banyak digemari dan memelihara ikan hias di dalam akuarius atau
kolam termasuk hobi yang dapat memberi hiburan bagi manusia.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Jarum pentul
2.
Toples kaca
3. Kaca Bejana
4. Pisau
5. Alat tulis
6. Kamera
7. Handscun / sarung
tangan
8. Papan parafin + Alat
seksi lengkap
3.1.2 Bahan
1. Ikan gurami
2. Formalin 3-4%
3. Aquades
4. Kapas
5. Alkohol 70%
3.2 Cara Kerja
3.2.1
Membius Hewan
1. Melakukan pembiusan pada ikan Gurami
2. Hewan yang telah dibius kemudian
disectio dan dicuci sampai bersih
3. Mengamati bagian morfologi pada ikan Gurami
3.2.2
Cara Menyeksi
Melakukan pembedahan pada bagian porus
sampai bagian cervix
Proses pembedahan pada bagian perut ikan
gurami
Mengamati bagian anatomi ikan gurami
yang akan dibuat awetan basah
3.2.3
Pengawetan
Sebelum melakukan pengawetan, mencuci
bersih ikan gurami dengan air sampai tidak sedikit darah yang keluar.
Kemudian dibasahi seluruh bagian tubuh
menggunakan alkohol hingga merata
Melatakkan ikan gurami tersebut kedalam
toples kaca yang berisi formalin
3.2.4 Pelabelan
Pelabelan dilakukan sebagai penegenal
identitas kolektor/ lembaga yang menaungi serta klasifikasi pada hewan
tersebut. Kemudian menempelkan dibagian toples kaca.
BAB
IV
HASIL
dan PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
4.1.1
Foto Pengamatan
Morfologi Ikan Gurami
Anatomi
Ikan Gurami
4.1.2
Gambar Literature
Gambar 1. Morfologi Ikan Gurami
Sumber : animal.blogspot.com
Gambar 2.
Anatomi Ikan Gurami
Sumber :
biology.blogspot.com
Ikan gurami merupakan ikan asli
perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah satu ikan labirinth
dan secara taksonomi termasuk famili Osphronemidae.
Ikan gurami adalah salah satu
komoditas yang banyak dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan
permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif
stabil.
Dari praktikum yang
dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut: Bentuk tubuh pipih datar, tipe letak mulut terminal, tipe sirip ekor
membulat, bentuk garis sisi relative lurus, warna dan corak tubuh : kepala
warna hitam kekuningan, perur warna kuning keemasan, ekor warna abu-abu dengan
ujung kekuningan, dorsal warna abu-abu gelap. Dan parameter yang didapatkan
adalah panjang standar adalah 90 mm, panjang total adalah 110 mm, panjang
kepala 30 mm, tinggi badan 40 mm, panjang batang ekor 15 mm, tinggi batang ekor
13 mm, panjang moncong 10 mm, tinggih sirip punggung 20 mm, panjang dasar sirip
punggung 35 mm, panjang siripn dada 5 mm, panjang sirip perut 80 mm, panjang
sirip dubur 45 mm, diameter mata 9 mm.
Sedangkan pada praktikum tentang
awetan basah kami dari kelompok 1 dan 3 dapat mengetahui cara teknik spesimen
hewan awetan basah yaitu dengan cara melakukan disectio pada ikan gurami
kemudian melakukan pengawetan dengan membasahi tubuh ikan menggunakan alkohol sebanyak 20 - 70 %.
Setalah itu dimasukkan atau dielatakkan kedalam toples yang berisi formalin 2 %
- 4 %.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
·
Pisces atau ikan adalah anggota
vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) hidup di air dan bernapas
dengan insang.
·
Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak
dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup
tinggi, pemeliharaan mudah serta harga yang relatif stabil.
·
Teknik awetan
basah pada hewan vertebrata ini bermanfaat sebagai salah satu media
pembelajaran dalam ilmu biologi.
·
Teknik awetan basah
merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam pengawetan hewan-hewan dari
kelas vertebrata khusunya yang mempunyai ukuran cukup besar
5.2 Saran
Kami
menyarankan agar bahan atau hewan dari vertebrata yang diawetkan lebih banyak
lagi, sehingga kita dapat menggunakannya sebagai media belajar yang mudah dan
bisa dikembangkan dalam pembelajaran selanjutnya. Akan lebih baik lagi ketika
hewan yang diawetkan adalah kelelawar, karena pada internet hanya sedikit yang
membahas tentang hewan ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Hayati, 2011. Buku
Praktikum Vertebrata. Erlangga. Jakarta.
Riki, 2010.
Vertebrata. Yudistira. Bandung
Rio, 2005. Dunia Hewan.
Bumi Aksara. Jakarta
Budiyanto, 2003.
Petunjuk Praktikum Vertebrata. Erlangga. Jakarta
Anonymous.
2009. (online). http://biology.blogspot.com/2009/07/klas-pisces.html. Diakses 14 Desember 2012
Anonymous
. 2010. (online). http://arifiansyah.blogspot.com/2010/08/morfologi-anatomi-gurami.html. Diakses 14 Desember 2012
Anonymous.
2011. (online). http://zaifbio.blogspot.com/2011/04/teknik-awetan-basah.html. Diakses 14 Desember 2012
Anonymous.
2012. (online). http://catatanku.blogspot.com/2012/02/pengertian-awetan-basah.html. Diakses 14 Desember 2012
LAMPIRAN
Foto Kegiatan Praktikum Spesimen Hewan Awetan Basah ( Ikan Gurame)
Gb. 1
Mengamati morfologi ikan gurame setelah dibius
Gb. 2
Membedah bagian prorus genital ikan gurame
Gb. 3
Proses pembedahan bagian Anatomi ikan gurame
Gb. 4
Mengamati Anatomi ikan gurame yang akan dibuat awetan basah
Gb. 5
Proses pencucian ikan gurame, supaya bebas dari darah yang keluar
Gb. 6.
Membasahi ikan gurami dengan alkohol 20-70 % hingga merata
Gb. 7
Pastikan semua bagian tubuh ikan sudah terkena dengan alkohol
Kemudian
meletakkan ikan tersebut kedalam toples kaca yang berisi formalin sebanyak 2 –
4 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar